Pages

Kamis, 12 Januari 2012

PSS

PRINSIP SOPAN SANTUN

Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga secara naluriah terdorong untuk bergaul dengan manusia lain, baik untuk mengekspresikan kepentingannya, mengatakan pendapatnya, maupun mempengaruhi orang lain. Manusia dapat memenuhi semua kepentingan tersebut dengan bahasa. Eksistensi bahasa hampir mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain, jika telah diungkapkan dengan bahasa.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2007: 32).
Tidak dapat dibayangkan apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki bahasa. Oleh karena itu, kebutuhan manusia untuk selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik dalam bentuk komunikasi, kerja sama, maupun mengidentifikasikan diri, menyebabkan bahasa tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Perlu disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang berlangsung apabila antara penutur dan mitra tutur memiliki kesamaan makna tentang pesan yang dikomunikasikan tersebut. Kesamaan makna antara penutur dan mitra tutur tersebut sangat bergantung pada konteks tuturannya. Artinya, makna sebuah tuturan akan berbeda jika konteks tuturannya berbeda. Oleh sebab itu, untuk mempelajari dan memahami makna bahasa (tuturan) dibutuhkan disiplin ilmu yang mampu menjabarkan bentuk bahasa dengan konteksnya, yaitu Pragmatik.

PRINSIP SOPAN SANTUN/KESOPANAN
Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi seringkali pula berhubungn dengan persoalan yang bersifat interpersonal.
Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (Self), dan orang lain (Other). Diri sendiri adalah penutur dan orang lain adalah lawan tutur dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur.
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang keenam maksim kesopanan tersebut ada baiknya terebih dahulu kita terangkan mengenai bentuk-bentuk ujaran yang digunakan untuk mengekspresikan maksim-maksim tersebut. Bentuk –bentuk ujaran yang dimaksud adalah :
1.      Bentuk Ujaran Impositif
Bentuk ujaran ini digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan.
2.      Bentuk Ujaran Komisif
Bentuk ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran.
3.      Bentuk Ujaran Ekspresif
Ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap Psikologis pembicara terhdap sesuatu keadaan.
4.      Bentuk Ujaran Asertif
Ujaran yang lazim digunakan untuk menyatakan kegemaran proposisisi yang diungkapan.
Bila sebagai retorika tekstual pragmatik membutuhkan prinsip kerjasama sebagai retorika interpersonal pragmatic membutuhkan prinsip lain, yakni prinsip kesopanan.
Prinsip kesopanan memiliki sejumlah maksim yakni
1.      Maksim Kebijaksanaan
Maksin ini diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain itu.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang maka semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya.
2.      Maksim Penerimaan
Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiri.
Dikatakan kurang sopan karena penutur berusha memaksimalkan keuntungan dirinya dengan menyusahkan orang lain.
3.      Maksim Kemurahan
Maksim kemurahan menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
4.      Maksim kerendahan hati
Maksim kerendahan hati menuntut setipa peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidak hormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.
5.      Maksim Kecocokan
Maksim kecocokan menggariskan setipa penutur dan lawn tutur untuk memaksimalkan kecocokan diantara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan diantara mereka.
6.      Maksim Kesimpatian.
Maksim ini mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipasti kepada lawan tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar